Sabar dan Syukur
Di
setiap pembukaan khutbah jum’at, pasti setiap khotib menyampaikan pesan agar
selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada kita semua. Khotib mengajak
untuk senantiasa tiada henti-hentinya meningkatkan kualitas keimanaan kita
kepada Allah swt. Karena Al-Qur’an sudah menyatakan: فتزوّدوا
فإنّ خير الزّاد التّقوى “dan berbekalah kalian semua, karena sesungguhnya bekal yang
paling baik adalah taqwa kepada Allah”.
Sampai saat ini, masyarakat kita belum mampu mengobati
berbagai macam penyakit kejiwaan. Ketika mereka mendapatkan kelapangan hidup,
mereka menjadi sombong dan sebaliknya apabila mereka ditimpa
kesulitan hidup, ditimpa musibah, mereka putus asa, menjadi orang yang stress,
mengalami goncangan jiwa,bahkan tidak sedikit dari mereka yang mencoba bunuh
diri, naudzubillah min dzalik.
Sedangkan
apabila seorang mukmin mendapatkan nikmat dari Allah, mereka tidak lantas
bimbang dan menjadi lupa diri. Justru dengan nikmat itu mereka bertambah taqwa
kepada Allah swt. Sifat, sikap, dan perilaku seorang mukmin apabila menghadapi
dua permasalahan di atas adalah sebgaimana hadits riwayat Imam Muslim, bahwa
Rasulullah saw bersabda:
اجبت
لأمر المؤمن إذا امره كله خير, إذا اصابهم السراء شكر, فكان خيرا له, وإذا اصابته
الضراء صبر فكان خيرا له
Apa yang disabdakan oleh Rasulullah ini seakan
menjadi obat sekaligus penyembuh bagi seorang mukmin yang diuji oleh Allah
dengan dua macam ujian yaitu kenikmtan dan kesempitan. Mereka bersyukur atas
nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan bersabar atas segala bentuk ujian
dan cobaan yang mereka alami.
Rasulullah juga menegaskan bahwa
kunci keehidupa di dunia ini adalah sabar dan syukur atas berbagai bentuk ujian
yang telah Allah berikan kepada seorang mukmin. Oleh karena itu, apabila
ditanya mana yang lebih tinggi kualitas kemulyaan dari sabar dan syukur?. Maka
jawabannya adalah sama dihadapan Allah. Ibarat uang, sabar dan syukur adalah
dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan karena memang keduanya saling
melengkapi. Oleh sebab itu kholifah Umar bin khottob penah mengatakan, “kalaupun
sabar dan syukur itu ibarat dua ekor unta, mak tidak peduli unta mana yang aku
kendarai”.
Hal inilah yang menunjukkan betapa
pentingnya sabar dan syukur. Dan inilah yang akan menjadikan manusia akan
mendapatkn kemuliaan dari Allah dalam kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
Ketika seseorang sudah mengatakan
‘saya telah beriman kepada Allah’, maka jangan harap mereka akan terlepas dari
ujian Allah. Bahkan Allah menegaskan dalam ayat al-Qur'an, “apakah manusia
itu mengira ketika mereka sudah mengatakan saya beriman kepada Allah meraka
tidak akan diuji oleh Allah?”
Oleh karena itu,tidak ada jalan lain
yang dapat ditempuh oleh seorang mukmin dalam menghadapi ujian di dunia ini,
kecuali dua hal:
Pertama, ketika kita mendapat kelapangan
hidup,maka jalan yang harus kita tempuh adalah bersyukur kepada Allah
Kedua, ketika kita ditimpa dalam hidup ini ujian dan
cobaan, maka satu-satunya jalan yang harus kita tempuh adalah kesabaran.
Mudah-mudahan kita semua termasuk
orang yang mampu bersyukur atas segala nikmat-nikmat yang telah Allah berikan
kepada kita dan kita mampu bersabar atas berbagai bentuk ujian yang Allah
berikan kepada kita agar kita termasuk orang yang beruntung dan membedakan kita
dengan orang yang tidak memiliki agama dan pegangan hidup. Semoga kita
mendapatkan hidayah dari Allah dan kita kembali kepada Allah dalam keadaan khusnul
khotimah, Amin,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar