Jumat, 25 Mei 2012

Renungan di Hari Jum’at


Sabar dan Syukur

Di setiap pembukaan khutbah jum’at, pasti setiap khotib menyampaikan pesan agar selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada kita semua. Khotib mengajak untuk senantiasa tiada henti-hentinya meningkatkan kualitas keimanaan kita kepada Allah swt. Karena Al-Qur’an sudah menyatakan: فتزوّدوا فإنّ خير الزّاد التّقوىdan berbekalah kalian semua, karena sesungguhnya bekal yang paling baik adalah taqwa kepada Allah”.
Sampai saat ini, masyarakat kita belum mampu mengobati berbagai macam penyakit kejiwaan. Ketika mereka mendapatkan kelapangan hidup, mereka menjadi sombong dan sebaliknya apabila mereka ditimpa kesulitan hidup, ditimpa musibah, mereka putus asa, menjadi orang yang stress, mengalami goncangan jiwa,bahkan tidak sedikit dari mereka yang mencoba bunuh diri, naudzubillah min dzalik.
Inilah cara-cara yang dipakai orang-orang yang tidak beriman, cara-cara yang dipakai oleh orang yang tidak mempunyai pegangan hidup. Tetapi bagi seorang mukmin, musibah, ujian, dan cobaan tidak lantas merusak jiwa mereka, bahkan mereka bersyukur atas ujian yang mereka alami. Karena mereka punya keyakinan bahwa segala ujian, cobaan, dan musibah yang mereka alami adalah salah satu jalan untuk mencapai kesempurnaan iman. Mereka punya keyakinan bahwasannya musibah, ujian, dan cobaan adalah merupakan كفارة الذنوب, sebagai penghapus dosa-dosa yang pernah mereka perbuat.
Sedangkan apabila seorang mukmin mendapatkan nikmat dari Allah, mereka tidak lantas bimbang dan menjadi lupa diri. Justru dengan nikmat itu mereka bertambah taqwa kepada Allah swt. Sifat, sikap, dan perilaku seorang mukmin apabila menghadapi dua permasalahan di atas adalah sebgaimana hadits riwayat Imam Muslim, bahwa Rasulullah saw bersabda:
اجبت لأمر المؤمن إذا امره كله خير, إذا اصابهم السراء شكر, فكان خيرا له, وإذا اصابته الضراء صبر فكان خيرا له
Apa yang disabdakan oleh Rasulullah ini seakan menjadi obat sekaligus penyembuh bagi seorang mukmin yang diuji oleh Allah dengan dua macam ujian yaitu kenikmtan dan kesempitan. Mereka bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah dan bersabar atas segala bentuk ujian dan cobaan yang mereka alami.
Rasulullah juga menegaskan bahwa kunci keehidupa di dunia ini adalah sabar dan syukur atas berbagai bentuk ujian yang telah Allah berikan kepada seorang mukmin. Oleh karena itu, apabila ditanya mana yang lebih tinggi kualitas kemulyaan dari sabar dan syukur?. Maka jawabannya adalah sama dihadapan Allah. Ibarat uang, sabar dan syukur adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan karena memang keduanya saling melengkapi. Oleh sebab itu kholifah Umar bin khottob penah mengatakan, “kalaupun sabar dan syukur itu ibarat dua ekor unta, mak tidak peduli unta mana yang aku kendarai”.
Hal inilah yang menunjukkan betapa pentingnya sabar dan syukur. Dan inilah yang akan menjadikan manusia akan mendapatkn kemuliaan dari Allah dalam kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
Ketika seseorang sudah mengatakan ‘saya telah beriman kepada Allah’, maka jangan harap mereka akan terlepas dari ujian Allah. Bahkan Allah menegaskan dalam ayat al-Qur'an, “apakah manusia itu mengira ketika mereka sudah mengatakan saya beriman kepada Allah meraka tidak akan diuji oleh Allah?”
Oleh karena itu,tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh oleh seorang mukmin dalam menghadapi ujian di dunia ini, kecuali dua hal:
Pertama, ketika kita mendapat kelapangan hidup,maka jalan yang harus kita tempuh adalah bersyukur kepada Allah
Kedua,  ketika kita ditimpa dalam hidup ini ujian dan cobaan, maka satu-satunya jalan yang harus kita tempuh adalah kesabaran.
Mudah-mudahan kita semua termasuk orang yang mampu bersyukur atas segala nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dan kita mampu bersabar atas berbagai bentuk ujian yang Allah berikan kepada kita agar kita termasuk orang yang beruntung dan membedakan kita dengan orang yang tidak memiliki agama dan pegangan hidup. Semoga kita mendapatkan hidayah dari Allah dan kita kembali kepada Allah dalam keadaan khusnul khotimah, Amin,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar