Rabu, 15 Agustus 2012

Belajar, belajar, dan belajarlah,,,,!!!


تعلم فليس المرء يولد عالما
(Belajarlah, karena seseorang itu tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu).

Jumat, 15 Juni 2012

Motivasi Hari Ini


Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
-Imam Syafi’i

Kamis, 31 Mei 2012

MENULIS RESENSI BUKU


Resensi buku adalah tulisan yang berisi tentang penilaian atas kelebihan dan kekurangan sebuah buku, yang ditulis secara kritis untuk dikomuniksikan kepada pembaca melalui media massa.
Bagian awal resensi buku, berisi tentang:
1.      Judul buku
2.      Penulis buku
3.      Editor
4.      Pengantar ahli
5.      Penerbit
6.      Tahun terbit
7.      Tebal buku
8.      Harga buku (tidak harus)
Sedangkan aspek yang dinilai dalam penulisan resensi buku mencakup beberapa hal:
1.      Bagaimanakah kesesuaian (kemenarikan) judul dengan isi secara keseluruhan
2.      Bagaimanakah tema dan aktualitas persoalan yang diangkatnya
3.      Bagaimanakah isi buku secara umum
4.      Bagaimanakah sistematika dan tata pengungkapannya
5.      Bagaimanakah jika dibandingkan dengan buku sejenis yang terbit, atau dibandingkan dengan buku lain yang ditulis pengarang yang sama
6.      Siapakah yang didasar atau dibidik melalui buku tersebut (pembaca sasaran)
7.      Secara umum, bagaimanakah kelebihan dan kekurangannya
8.      Bagaimanakah pengemasan dan perwajahan
(Dikutip dari buku “Menemukan Profesi dengan Mahir Berbahasa” tulisan Drs. Sutejo, M. Hum dan Drs. Sujarwoko, M. Pd. Surabaya: Lentera Cendekia Surabaya, 20009 Hal. 100-101)

Keahlian


Keahlian itu hakikatnya sebuah keterampilan yang terlatih. Jika Anda ingin ahli dalam menulis maka tidak ada cara lain kecuali dengan melatihya secara konsisten, ulet, dan tidak pernah menyerah. (Andri Wongso)

Minggu, 27 Mei 2012

Fadhilah Bulan Rajab


            Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an surat at-Taubah ayat 36 yang berbunyi:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَ اْلأَرْضَ مِنْهَا اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.
Maksud dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah dalam ayat di atas adalah: Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Mengapa bulan Ramadhan tidak termasuk? Karena tidak lain bulan Ramadhan merupakan sayyidus syuhur, bulan yang paling utama di antara bulan-bulan yang lain termasuk empat bulan yang dimuliakan oleh Allah tersebut.
Mengenai keutamaan bulan Rajab ini, seluruh ulama sepakat bahwa dalam bulan ini terjadi peristiwa isra’ dan mi’raj Rasulullah saw. Sementara mengenai keutamaan berpuasa pada bulan ini di kalangan ulama’ berbeda pendapat. Ada sebagian riwayat atau hadits Nabi yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Rajab ini yang biasanya terdapat pada bab فضائل العمل  . sementara menurut Ahli Hadits menyatakan bahwa hadits-hadits tersebut termasuk hadits yang terputus, dalam arti riwayatnya tidak sampai pada Rasulullah. Diantara sebagian riwayat tersebut adalah:
1.  Ada riwayat yang menyatakan bahwa barang siapa berpuasa satu hari di bulan Rajab itu pahalnya seperti berpuasa sunnah selama 20 tahun.
2.    Ruwayat lain menyatakan barang siapa berbuasa satu hari di bulan Rajab, maka di Akhirat dia akan mendapatkan telaga Rajab yang airnya lebih putih dari pada air susu.
Lalu bagaimana dengan kita? Hadits mana yang harus kita percayai? Ada hadits lain yang shohih tentang puasa sunah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:
اَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ صَوْمُ الْمُحَرَّمِ
Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa muharram
Maksud dari ‘Muharram’ di atas menurut ulama’ ada dua pengertian, Muharram yang pertama berarti pada bulan Muharram dalam kalender hijriyah. Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa yang dimaksud muharram dalam hadits di atas adalah bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah, yaitu; Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Kalau yang dipakai adalah pendapat yang kedua, maka kita berpuasa di bulan Rajab berarti termasuk puasa yang paling utama.
Rasulullah saw juga pernah berpesan kepada Abu Hurairah, “jangan engkau tinggalkan puasa tiga hari dalam satu bulan”. Ulama’ mengatakan bahwa puasa tiga hari dalam hadits di atas bisa pada awal bulan, bisa pada tengah bulan (puasa ayyamul bid), juga bisa pada akhir bulan. Puasa yang dimaksud Nabi tersebut juga bisa dilakukan dengan puasa hari senin (merupakan kelahiran Rasulullah) dan Kamis (hari dilaporkannya amal perbuatan manusia). Selain itu juga bisa berpuasa seperti puasanya Nabi Daud AS.
Mengenai keutamaan di bulan Rajab ini, kita sebagai seorang muslim harus berusaha sekuat tenaga untuk memperbanyak amal ibadah di bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah ini. Salah satunya dengan melaksanakan puasa di bulan Rajab. Bisa puasa senin dan kamis, puasa Daud, maupun puasa ayyamul bid. Karena menurut ulama’ salafus shalih, do’anya orang yang ahli berpuasa tidak akan ditolak oleh Allah, dalam arti pasti diijabahi oleh Allah. Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang selalu mendapat rahmat-Nya, Amiin.

Jumat, 25 Mei 2012

Ngaji Tafsir Al-Ibriz (QS. Al-An’am: 132-133)

Menggapai Rahmat Allah
Diriwayatkan bahwa Rasulullah mempunyai seorang sahabat yang bernama Jabir, Rasulullah bercerita kepadanya pada zaman Nabi Musa ada seseorang yang beribadah selama 500 tahun, dia beribadah di puncak sebuah gunung yang dikelilingnya terdapat lautan, orang tersebut hidup seorang diri. Di sana ada sebuah sumber mata air dan di sebelahnya ada pohon apel yang setiap malam selalu berbuah. Orang ini setiap hari hanya makan apel dan meminum air dari sumber tersebut.
Hingga orang tersebut sudah menginjak usia tua, orang tersebut berdo’a kepada Allah bahwa dia ingin mati dalam keadaan bersujud seperti sujudnya orang yang sedang sholat. Ia ingin mengakhiri hidupnya dengan khusnul khotimah. Setelah berdo’a seperti itu akhirnya do’anya dikabulkan oleh Allah. Dia meninggal dalam keadaan sujud. Dan kata Allah dia dimasukkan ke dalam Surga-Nya.

Renungan di Hari Jum’at


Sabar dan Syukur

Di setiap pembukaan khutbah jum’at, pasti setiap khotib menyampaikan pesan agar selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada kita semua. Khotib mengajak untuk senantiasa tiada henti-hentinya meningkatkan kualitas keimanaan kita kepada Allah swt. Karena Al-Qur’an sudah menyatakan: فتزوّدوا فإنّ خير الزّاد التّقوىdan berbekalah kalian semua, karena sesungguhnya bekal yang paling baik adalah taqwa kepada Allah”.
Sampai saat ini, masyarakat kita belum mampu mengobati berbagai macam penyakit kejiwaan. Ketika mereka mendapatkan kelapangan hidup, mereka menjadi sombong dan sebaliknya apabila mereka ditimpa kesulitan hidup, ditimpa musibah, mereka putus asa, menjadi orang yang stress, mengalami goncangan jiwa,bahkan tidak sedikit dari mereka yang mencoba bunuh diri, naudzubillah min dzalik.